Gue ga mau jadi Bos

9:33 PM

Seorang BOS terdengar menakutkan karena banyak sekali contoh seorang BOS yang tidak disenangi oleh para pegawainya karena memiliki sifat otoriter atau watak yang buruk dan juga ambisi yang berlebihan dalam bekerja.


Kenapa w bisa tau, mungkin karena pengalaman pribadi kle yee kena marah, namanya juga cewe mainnya peke perasaan siii. Bersyukurlah jika kalian memiliki BOS yang sabar dan baik hati terhadap pegawainya.



Ini sebelas alasan kenapa w ga mau jadi BOS tapi w mau jadi PEMIMPIN :
1. Seorang BOS menciptakan rasa takut dalam diri anak buahnya.
Seorang PEMIMPIN membangun kepercayaan.

2. Seorang BOS mengatakan "Saya".
Seorang PEMIMPIN mengatakan "Kita".

3. Seorang BOS tahu bagaimana pekerjaan harus dilakukan.
Seorang PEMIMPIN tahu bagaimana suatu karier harus ditempa.

4. Seorang BOS mengandalkan kekuasaan.
Seorang PEMIMPIN mengandalkan kerjasama.


5. Seorang BOS menyetir.
Seorang PEMIMPIN memimpin.


6. Seorang BOS menyalahkan.
Seorang PEMIMPIN menyelesaikan masalah dan memperbaiki kesalahan.


7. Seorang BOS menguasai 10% tenaga kerja bermasalah.
Seorang PEMIMPIN menguasai 90% tenaga kerja yang kooperatif.


8. Seorang BOS menyebabkan dendam bertumbuh.
Seorang PEMIMPIN memupuk antusiasme yang bertumbuh.

9. Seorang BOS menyebabkan pekerjaan menjemukan.
Seorang PEMIMPIN menyebabkan pekerjaan menyenangkan dan menarik.


10. Seorang BOS melihat masalah sebagai musibah yang akan menghancurkan perusahaan.
Seorang PEMIMPIN melihat masalah sebagai kesempatan yang dapat diatasi staff yang bersatu padu, dan berubah menjadi pertumbuhan.

11. INGAT. SEORANG BOS BERKATA, "PERGI!!!".
SEORANG PEMIMPIN BERKATA, "AYO PERGI".


Setelah w baca di google, klo mau menjadi PEMIMPIN agar bisa menjadi BOS IDAMAN bagi pegawainya harus memiliki karakter sebagai berikut :




1. Mengajak/berbicara/Diskusi Pada Bawahan
Dengan perusahaan atau tim yang kecil atasan lebih mudah membuat setiap pegawai merasa dianggap jadi bagian penting. Seorang atasan harus bisa menangani pegawainya secara adil, bukan hanya dalam permasalahan jumlah gaji dan bentuk kompensasi saja. Bagaimana si atasan bertanggungjawab dan membuat si pekerjanya ikut terlibat dalam proses kerja harian di bisnis. Ajak setiap karyawan untuk menyumbangkan timbal balik, inovasi, dan kreativitas agar mereka merasa terkait dan menyumbangkan sesuatu pada kantor.

Penting untuk menciptakan suasana yang penuh integritas, kepercayaan, dan saling menghormati untuk meyakinkan semuanya diperlakukan adil, terputus dari perbedaan yang mereka miliki. Penting bisa menjadi seorang yang inklusif. Karena ini berarti setiap orang berada pada jalur sama ketika menyangkut gol jangka panjang bisnis tersebut.

2. Misi, tak hanya uang
Mengajak para pekerjanya bekerja tak hanya untuk mengejar uang saja. Masih ada hal lain di dunia ini selain uang. Memang, perusahaan bisa berjalan dengan cepat dan baik jika ada uang. Namun, para pekerja pun butuh suatu tujuan dan misi tertentu untuk bekerja dan meyakinkan diri bahwa pekerjaan mereka memberi arti khusus bagi orang lain. Misalnya, perusahaan penyuplai produk kesehatan juga mengeluarkan tips-tips kesehatan untuk masyarakat. Tak hanya misi seperti ini membantu membuat perusahaan terlihat baik di mata khalayak, tetapi juga membuat para pekerja merasa penting.

3. Pendorong dan Memberi Motivasi Pada Bawahan
Bos yang efektif mendorong para pegawainya untuk tidak malu dan berani menghadapi segalanya. Terlebih jika si pegawai melakukan kesalahan. Atasan yang baik harus bisa membuat pegawainya mengetahui letak kesalahan mereka, sekaligus membuat mereka belajar. Untuk bisa melakukan hal ini, dibutuhkan mental seorang pendorong yang memacu bawahannya untuk belajar, ketimbang merasa takut untuk melakukan kesalahan. Bos idaman harus bisa mengajak bawahannya mencapai gol yang lebih besar demi perusahaan. Jangan sampai menjadi bos yang hanya bisa memarahi atau mencaci-maki bawahan hanya karena sebuah pekerjaan kecil yang belum beres. Siapa yang senang bekerja dengan orang pemarah?

4. Tak hanya memimpin, tetapi juga melatih, Serta Membimbing
Sebagai pimpinan sebuah bisnis, Anda harus bisa mengajar, mendorong, dan mengkoreksi pegawai. Pimpinan tak ubahnya seorang pelatih. Pelatih melihat segala sesuatu dalam olahraga dengan cara yang berbeda dari pemainnya. Penting untuk menggunakan perspektif berbeda tersebut untuk mengedukasi dan mendorong, tetapi juga mampu memimpin tim. Sisi sportivitas juga diperlukan. Misal, ketika Anda harus memberi tahu atau mengoreksi bawahan di mana letak kesalahan mereka, Anda pun juga harus mau mengakui jika Anda telah melakukan kesalahan.

5. Pikirkan nasib mereka juga/Kesejahteraan Karyawan
Di perusahaan, setiap pegawainya memiliki tujuan masing-masing. Jangan lupa, bahwa orang yang bekerja dengan Anda mengharapkan Anda untuk membantu mereka menunjukkan jalan dan selangkah lebih maju dengan karier mereka. Membuat si pegawai belajar untuk lebih maju dan menciptakan karier yang berarti bagi mereka sendiri pun penting. Jika seorang pegawai memiliki mimpi untuk menjadi manager atau membangun bisnisnya sendiri di masa depan, rawatlah cita-cita itu. Beritahu kepada mereka sikap dan sifat apa yang harus mereka kembangkan untuk mencapai tujuan hidup mereka tersebut.

6. Tak berhenti belajar Dan terus Mencari
Salah satu aspek penting dari seorang bos adalah mau mempelajari sikap-sikap dasar kepemimpinan. Ada sebagian orang yang terlahir sebagai orang yang berjiwa kepemimpinan, ada pula yang mempelajarinya secara khusus. Tipe-tipe orang beraneka ragam, situasi terus berubah, bisnis berkembang, maka dibutuhkan seorang pemimpin yang mau terus belajar bagaimana menyikapi situasi tersebut secara internal maupun eksternal.

Tentunya dengan menjadi pemimpin yang disukai dan dicintai bawahannya, Anda bisa membimbing mereka menuju gol lebih cepat dan lebih mudah. Ditambah lagi, mereka pun akan dengan sukarela mengerjakan tugas-tugas mereka dengan sungguh-sungguh. Namun, usahakan jangan membawa urusan profesionalitas dengan urusan pribadi (pertemanan). Anda juga harus pandai-pandai menjaga kualitas hubungan.

7. Memberikan Suasana Tenang dan Kondusif bawahan pada Suasana Kerja
Kadang Selera Humor sangat diperlukan pada saat menciptakan suatu suasana kerja yang nyaman dan kondusif, tapi bukan dalam arti yang kebablasan,akan tetapi tercipta suasana yang tenang yang dapat meningkatkan konsentrasi para bawahan, karena dapat terciptakan suatu suasana yang enak serta bawahan dapat berpikir tidak dalam tekanan tapi kedisiplinan tetap harus dijaga.

You Might Also Like

2 komentar

Like us on Facebook

cikpu.id

Instagram